Berita Indonesia
“Migrasi fall armyworm dan varietas serangga lainnya ditambah dengan prevalensi musim kemarau yang sering terjadi di negara ini meningkatkan permintaan insektisida dan herbisida di negara ini”.
Meningkatnya Permintaan untuk Bio Pestisida dan Produk Organik Lainnya: Program Pengelolaan Hama Terpadu di negara ini mempromosikan pencegahan, pemantauan dan pengendalian penggunaan pestisida untuk meminimalkan tingkat toksisitas pada tanaman yang dihasilkan. Hal ini mendorong para petani Indonesia untuk beralih ke produk berbasis organik dan bio-pestisida. Di Indonesia, industri pestisida hayati skala menengah dan besar didominasi oleh bahan aktif ‘Bacillus thuringiensis’ yang memiliki penggunaan utama dalam produk perlindungan tanaman. Bio-pestisida utama lainnya yang terdaftar di Komite Pestisida Indonesia termasuk Trichoderma koningii, Gliodadium dll.
Dominasi Pasar Pemain Internasional: Beberapa pemain internasional terkemuka di pasar agrokimia Indonesia termasuk Bayer, Syngenta, BASF, FMC, Corteva dan Nufarm. Sebagian besar pemain ini memantapkan diri di Indonesia sejak lama dan karenanya telah berhasil mengembangkan nama merek yang sukses di pasar. Niat baik dan nama merek mereka adalah alasan utama mengapa petani kebanyakan lebih memilih produk mereka. Poin kuat lainnya termasuk jaringan distribusi yang efisien, harga produk yang kompetitif, layanan purna jual, jangkauan pemasaran dan periklanan serta kemampuan penelitian dan pengembangan.
Permintaan Herbisida dan Insektisida yang Lebih Tinggi: Herbisida menempati penggunaan utamanya pada tanaman termasuk beras, minyak sawit, sayuran termasuk bawang, kentang dan buah-buahan termasuk jeruk, mangga dan lain-lain. Indonesia, sebagai produsen utama dari semua tanaman di atas membutuhkan herbisida dalam jumlah tinggi selama proses produksi pertanian. Juga, negara ini telah menderita mantra kering yang berkepanjangan di masa lalu yang meningkatkan permintaan insektisida di negara ini. Namun dengan migrasi baru-baru ini jenis serangga tanaman baru seperti ‘Fall Armyworm’, permintaan untuk produk-produk tersebut telah meningkat di pasar.
Analis di Ken Research dalam publikasi terbaru mereka “Indonesia Agrochemicals Market Outlook to 2025- By Type of Pesticides (Herbisida, Insektisida, Fungisida, Bio Pestisida dan Lain-lain), Berdasarkan Jenis Produk Perlindungan Tanaman (Generik dan Dipatenkan), Berdasarkan Bentuk Agrokimia (Cair, Granul dan Serbuk), Berdasarkan Aplikasi (Sereal, Sayuran, Buah dan Perkebunan) dan Berdasarkan Wilayah Penjualan (Wilayah Jawa & Bali, Sulawesi, Sumatra dan Kalimantan)“ menyarankan bahwa pasar agrokimia di Indonesia akan tumbuh dengan CAGR sekitar 9,2% dalam hal nilai penjualan selama periode perkiraan 2019-2015, karena faktor-faktor seperti meningkatnya permintaan produk pertanian, masuknya pemain nasional dan internasional baru, merger dan akuisisi baru dan peningkatan dukungan pemerintah.unduh contoh laporan
Segmen Utama yang Dicakup
Berdasarkan Jenis Pestisida:
- Herbisida
- Insektisida
- Fungisida
- Biopestisida dan Lainnya
Berdasarkan Jenis Herbisida:
- Glifosat
- Paraquat
- Atrazin
- Lainnya (termasuk Metsulfuron, Acetochlor dll.)
Berdasarkan Jenis Insektisida:
- Piretroid
- Abamektin
- Rynaxypyr
- Klorpirifos
- Lainnya (termasuk Azadirachti, Bacillus thuringiensis)
Berdasarkan jenis fungisida:
- Triazol
- Strobilurin
- Kontak Fungisida termasuk Propionik, Klorotalonil
- Lainnya (termasuk Carbendazim, Organomerkuri, Sodium Dichromate)
Berdasarkan Jenis Produk Perlindungan Tanaman:
- Generik
- Dipatenkan
- Berdasarkan Bentuk Pestisida
- Cairan
- Rincian
- Bubuk
Berdasarkan jenis tanaman:
- Beras
- Jagung
- Kedelai
- Lainnya (termasuk jagung, barley dan tanaman sereal lainnya)
Berdasarkan Jenis Sayuran:
- Bawang
- Di samping
- Tomat
- Kentang
- Kubis
- Lain
Berdasarkan Jenis Buah:
- Jeruk
- Pisang
- Mangga
- Lainnya (Termasuk Jambu Biji, Manggis dan buah-buahan lainnya)
Berdasarkan Jenis Perkebunan:
- Kelapa sawit
- Tebu
- Karet dan Teh
- Kehutanan
Berdasarkan Wilayah
- Wilayah Jawa dan Bali
- Sulawesi
- Sumatera
- Kalimantan
Target Audiens Utama
- Perusahaan Kapitalis Ventura
- Produsen Agrokimia
- Pemasok Bahan Baku
- Lembaga Penelitian &; Pengembangan
- Badan Pemerintah &; Otoritas Pengatur
Periode waktu yang tercantum dalam laporan:
- Periode Sejarah: 2014-2019P
- Periode Prakiraan: 2019P-2025F
Perusahaan yang Dicakup:
- PT Syngenta Indonesia
- PT Bayer Indonesia
- PT Bina Guna Kimia (FMC)
- PT Bima Kimia Nufarm
- PT Corteva Agriscience
- PT BASF Indonesia
- PT UPL Indonesia
- PT Agricon,
- PT Dharma Guna Wibawa
- Bingei Agung
- PT Excel Meg Indonesia
- PT BISI International Tbk
Topik utama yang dibahas dalam laporan
- Ikhtisar Pasar Agrokimia Indonesia dan Genesis (Ikhtisar dan Genesis termasuk Market Stage, Market Nature and Growth Drivers, Business Cycle Graph)
- Analisis Rantai Nilai Pasar Agrokimia Indonesia
- Gambaran Umum Skenario Pertanian Indonesia (Tinjauan Pertanian, Kontribusi terhadap PDB, Luas Tanam Dan Produksi, Tingkat Mekanisasi, Tanaman Utama, Iklim, Tantangan dan Sumber Kredit)
- Pengantar Pasar Agrokimia Indonesia (Pendapatan dari Formulants, Pendapatan dari Penjualan Produk Teknis dan Tren Harga)
- Segmentasi Pasar Agrokimia Indonesia
- Skenario Perdagangan di Pasar Agrokimia Indonesia (Berdasarkan Nilai, Volume dan Negara)
- Tren dan Perkembangan Pasar Agrokimia Indonesia
- Isu dan Tantangan di Pasar Agrokimia Indonesia
- Lanskap Regulasi Pasar Agrokimia Indonesia
- Analisis SWOT Pasar Agrokimia Indonesia
- Skenario persaingan pasar agrokimia Indonesia (skenario persaingan, kekuatan dan kelemahan, pangsa pasar, perbandingan silang, profil perusahaan pemain utama)
- Proyeksi Masa Depan Pasar Agrokimia Indonesia, 2019P-2025F
- Prospek Masa Depan Segmentasi Pasar Agrokimia Indonesia, 2019P-2025F
- Rekomendasi Analis
beli laporan ini untuk informasi lebih lanjut
Hubungi Kami:
Ken Research
Ankur Gupta,Kepala Pemasaran &;Komunikasi
Ankur@kenresearch.com
+91-9015378249